cover
Contact Name
Jaya Pramana
Contact Email
jayapram@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
support@majalahpatologiindonesia.com
Editorial Address
Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya 6, Tromol Pos 3225, Jakarta 10002
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Majalah Patologi Indonesia
ISSN : 02157284     EISSN : 25279106     DOI : https://doi.org/10.55816/
Core Subject : Health,
Majalah Patologi Indonesia (MPI) digunakan sebagai wahana publikasi hasil penelitian, tinjauan pustaka, laporan kasus dan ulasan berbagai aspek di bidang patologi manusia. Tujuannya ialah menghadirkan forum bagi permakluman dan pemahaman aneka proses patologik serta evaluasi berbagai penerapan cara diagnostik sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu dan teknologi. Selain itu juga untuk merangsang publikasi barbagai informasi baru/mutakhir.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 22 No 1 (2013): MPI" : 8 Documents clear
Efek Pemberian Ekstrak Etanolik Kulit Manggis dan Xanton terhadap NO, TNF-α, dan IL-1, pada Penyembuhan Ulkus Lambung Ika Kustiyah Oktaviyanti; Djanggan Sargowo; Aris Widodo; Karyono Mintarum
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.854 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang NSAID dapat menyebabkan ulkus lambung dan menunda penyembuhan ulkus lambung. Pada paparan indometasin, dapat terjadi ulkus lambung. Penyembuhan ulkus terdiri atas fase inflamasi, proliferasi dan regenerasi. Apabila inflamasi berlangsung lama, akan menunda penyembuhan ulkus lambung. Kulit buah manggis mengandung xanton yang merupakan antioksidan alami dan antiinflamasi. Dengan Pemberian ekstrak kulit manggis dan xanton ini diharapkan dapat mempercepat penyembuhan ulkus lambung. Metode Eksperimental dengan randomized post test control only, menggunakan tikus wistar yang dipapar indometasin 30 mg/kgBB dosis tunggal menggunakan sonde lambung. 4 jam kemudian sebagian diberi ekstrak kulit manggis 200 mg/kgBB dan sebagian diberi xanton dosis 35 mg/kgBB, setiap hari selama 7 hari. Tikus dibagi dalam masing-masing 3 kelompok dan didekapitasi pada hari ke-3, ke-6 dan ke-12, untuk diambil lambungnya. Lambung dibagi dua, sebagian untuk pemeriksaan histopatologi, sebagian untuk pemeriksaan ELISA, guna mengetahui kadar NO, TNF-α, dan IL-1. Hasil Terdapat penurunan tingkat keparahan ulkus dengan pemberian ekstrak kulit manggis maupun xanton. Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis terhadap tingkat keparahan ulkus lambung lebih baik dibanding xanton. Terdapat peningkatan kadar NO dengan pemberian Ekstrak Kulit Manggis maupun xanton dibanding kontrol, karena baik Ekstrak Kulit Manggis maupun xanton mengandung antioksidan yang dapat menangkap scavenging radikal sehingga NO yang bebas meningkat. Terdapat penurunan TNF-α, dan IL-1 dengan pemberian Ekstrak Kulit Manggis maupun xanton dikarenakan efek antiinflamasi Ekstrak Kulit Manggis dan xanton. Kesimpulan Ekstrak kulit manggis maupun xanton dapat mempercepat penyembuhan ulkus lambung yang dilihat dengan pengamatan mikroskopik, melalui efeknya sebagai antioksidan dan antiiflamasi. Kata kunci : ekstrak kulit manggis, ulkus lambung, NO, TNF-α, IL-1 ABSTRACT Background NSAIDs can cause ulcers gastric and suspend the healing of gastric ulcers. Gastric ulcers can occur on the exposure indomethacin. Ulcer healing consists of the inflammatory phase, proliferation and regeneration. If the inflammation lasts a long time, it will suspend the healing of gastric ulcers. Mangosteen rind contains of xanton which is a natural antioxidant and anti-inflammatory. By administration of mangosteen peel extract and xanton, it is expected to accelerate the healing of gastric ulcers. Methods Randomized experimental post-test control only, using Wistar rats which were exposed with indomethacin 30 mg / kg single dose using a gastric sonde. 4 hours later mostly were given with the mangosteen peel extract 200 mg / kg and most were given with xanton dose of 35 mg / kg, every day for 7 days. Rats were divided into 3 groups, and were decapitated on day 3, the 6th and the 12th, in order to take the gaster. The gaster is divided into two, partly for histopathological examination, partly for ELISA, in order to determine the levels of NO, TNF-α, and IL-1. Results There is a decrease in the severity of the ulcer with mangosteen peel extract and xanton. Effect of Mangosteen peel Extract the severity of gastric ulcers better than xanton. On the other side, there are increased levels of NO by administration of mangosteen peel extract and xanton compared to the controls, as well Mangosteen Peel Extract and xanton which contains of antioxidants that can take radical scavenging thus the NO increases freely. There is a decrease in TNF-α, and IL-1 by administration of mangosteen peel extract and anti-inflammatory effects due xanton Mangosteen peel Extract and xanton. Conclusion Xanton and mangosteen peel extract can accelerate the healing of gastric ulcers which were seen by microscopic observation, through its effect as an antioxidant and antiiflamasi. Key words: mangosteen peel extract, gastric ulcer, NO, TNF-α, IL-1
Hubungan Ekpresi E-Cadherin dengan Invasi Limfovaskular dan Status KGB pada Karsinoma Payudara Tripel Negatif Citra Dewi; Henny Sulastri; Jusuf Fantoni; Zen Hafy
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.192 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Karsinoma payudara tripel negatif (KPTN) memiliki karakteristik, prognosis dan terapi yang khas dan dengan angka kematian yang tinggi. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan biomolekuler mengenai penanda tumor, telah banyak penanda prognosis yang diteliti dan salah satunya adalah E-cadherin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan ekspresi E-cadherin dengan invasi limfovaskular dan status kelenjar getah bening (KGB) serta ekspresi E-CD berdasarkan ukuran tumor, morfologi tumor dan derajat histologi pada KPTN. Metode Penelitian ini adalah penelitian retrospektif cross sectional. Tiga puluh sampel jaringan hasil biopsi, lumpektomi dan mastektomi diambil secara acak dari arsip di Bagian Patologi Anatomik Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, dilakukan pulasan dengan antibodi E-cadherin dan diteliti hubungannya dengan invasi limfovaskular serta sebaran ekspresinya berdasarkan usia, morfologi tumor dan derajat histologi. Dua puluh dua sampel jaringan hasil mastektomi diteliti untuk menilai hubungan antara ekspresi E-cadherin dengan status KGB dan sebarannya berdasarkan ukuran tumor. Hasil Sebaran ekspresi E-cadherin positif terbanyak pada KPTN dengan ukuran massa tumor >2 cm, jenis karsinoma duktal invasif, derajat histologi tinggi (43,3%). Rasio prevalens hubungan ekspresi E-cadherin dengan invasi limfovaskular dan status KGB masing-masing 1,14 (Interval Kepercayaan 0,19-0,39;p>0,01) dan 1,65 (Interval Kepercayaan-0,143-0,663; p>0,05). Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa E-cadherin belum bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan invasi limfovaskular dan status KGB pada kasus KPTN sehingga E-cadherin kurang dapat memberikan informasi mengenai prognosis penderita KPTN khususnya bagi klinisi dan penderita sendiri. Kata kunci : Karsinoma payudara tripel negatif, E-cadherin, invasi limfovaskular, status KGB. ABSTRACT Background Triple negative breast carcinoma (TNBC) has some unique characteristics, prognosis and treatment, and also a high mortality rate. Prognostic markers have been widely studied and one of them is Epithelial-Cadherin (E-cadherin). This study aims to look the relationship between E-cadherin expression with lymph vascular invasion, lymph node status, tumor size, morphology and histologic grade in TNBC. Methods This was a retrospective cross sectional study. Thirty samples of biopsy, lumpectomy and mastectomy specimens were taken randomly from the archives of the Anatomical Pathology Department of Mohammad Hoesin Hospital Palembang, stained with E-cadherin antibody, were used to investigate the relationship between the expression of E-cadherin with lymph vascular invasion, age, tumor morphology and histologic grade. Twenty-two tissue samples of mastectomy specimens were used to investigate the relationship between E-cadherin expression with lymph node status and tumor size. Results Mostly, positive expression of E-cadherin was expressed in tumor mass >2cm, in invasive ductal carcinoma type (40%) and in a high histologic grade tumor (43,3%). The prevalence ratio (PR) of E-cadherin expression of lymph vascular invasion was 1.14 (Convidence Interval 0.19-0.39; p> 0.05) and the PR of E-cadherin expression of the lymph nodes status was 1.65 (Convidence Interval -0.143-0.663; p> 0.05). Conclusion This study demonstrates that E-cadherin could’nt provide information on prognosis of TNBC as E-cadherin can’t be used as indicator for lympho-vascular invasion and lymphnode status. Key words: TNBC, E-cadherin, lymph vascular invasion, lymph node status
Immunoekspresi Galectin-3 sebagai Petanda Pembeda antara Lesi Jinak dan Ganas Tiroid Winny N Leiwakabessy; Truly D Dasril; Djumadi Achmad Achmad; Rina Masadah
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.763 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Tumor ganas tiroid merupakan salah satu dari beberapa jenis keganasan yang masih menjadi dilema bagi para klinisi dalam mendiagnosa. Fine needle aspiration biopsy (FNAB) adalah salah satu metoda diagnostik yang penting dalam menilai nodul pada kelenjar tiroid. Namun pada sebagian besar kasus, diagnosa tumor ganas tiroid masih belum dapat ditegakkan secara pasti. Galectin-3 adalah molekul protein 31-kDa yang tergolong dalam -galactoside binding family of lectins. Galectin-3 terlibat dalam berbagai proses biologik. seperti adhesi antar sel, proliferasi, transformasi maligna, dan metastasis. Tujuan penelitian ini untuk menilai peranan ekspresi galectin-3 dalam membedakan lesi jinak dan ganas pada kelenjar tiroid. Metode Dilakukan pemeriksaan immunohistokimia untuk menilai ekspresi galectin-3 pada 80 sediaan lesi kelenjar tiroid (20 nodular goiter, 20 adenoma folikuler, 20 karsinoma folikuler, dan 20 karsinoma papiler). Hasil Seluruh sediaan karsinoma folikuler dan papiler memberikan hasil positif untuk galectin-3 (100%). Sementara hanya 1/20 (5%) sediaan nodular goiter dan 3/20 (15%) sediaan adenoma folikuler yang memberikan hasil positif pada galectin-3. Didapatkan perbedaan bermakna antara lesi jinak dan ganas (p=0,0001). Sensitivitas galectin-3 untuk diagnosa lesi maligna adalah 100% dengan spesifitas 90%. Nilai prediksi positif dan negatif adalah 90,9% dan 100%. Kesimpulan Ekspresi galectin-3 memiliki sensitivitas yang tinggi pada lesi maligna kelenjar tiroid. Oleh karena itu, ekspresi immunohistokimia galectin-3 dapat digunakan sebagai petanda tambahan dalam membedakan lesi jinak dan lesi ganas kelenjar tiroid. Kata kunci: Galectin-3, lesi jinak tiroid, lesi ganas tiroid, immunohistokimia. ABSTRACT Background Thyroid cancer represents one of the few cancer types that remains a diagnostic dilemma for the clinician. Fine needle aspiration biopsy (FNAB) represents the critical initial diagnostic test used for evaluation of thyroid nodules. However, diagnosis of thyroid cancer still remains uncertain in a large number of cases. Galectin-3 is a 31-kDa protein that is a member of the endogenous –galactoside binding family of lectins. It appears to be involved with the several cell functions, including cell adhesion, proliferation, malignant transformation, and metastasis. The aim of this study is to evaluate galectin-3 expression in distinguishing between benign and malignant lesions of thyroid. Methods Expression of galectin-3 in a series of 80 thyroid lesion specimens (20 nodular goiters, 20 follicular adenomas, 20 follicular carcinomas and 20 papillary carcinomas) were investigated using immunohistochemically in order to differentiate benign lesions and malignant lesions. Results All specimens of follicular carcinoma and papillary carcinoma were positive for galectin-3 (100%). Meanwhile, only 1/20 (5%) of nodular goiter and 3/20 (15%) of follicular adenoma specimens were positive for galectin-3. Significant difference was found between the benign and malignant lesions (p= 0.0001). The sensitivity, specificity, positive and negative predictive value of galectin-3 staining were 100%, 90%, 90.9% and 100%, respectively. Significant differences were also found between the subgroups of benign and malignant lesions (p0.05) Conclusion Galectin-3 staining is highly sensitive for malignancy thyroid lesions. Galectin-3 immunostaining could be useful as an adjunct to distinguish benign from malignant thyroid lesions. Key words: Galectin-3, benign thyroid lesions, malignant thyroid lesion, immunohistochemistry.
Hubungan Ekspresi CXC Reseptor 4 dan Vascular Endothelial Growth Factor A dengan Invasi Pembuluh Darah dan Metastasis pada Karsinoma Payudara Analysa -; Luh Putu Iin Indrayani Maker
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.2 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Penelusuran 10 tahun pemeriksan HE pada penderita karsinoma payudara dengan T1N0M0 ditemukan angka rekurensi 33%, karena adanya metastasis yang tidak terdeteksi. Karena itu dipandang perlu dilakukan pemeriksaan dini yang dapat memprediksi potensi metastasis tumor dengan mengunakan faktor prediktif biologik seperti CXCR4 dan VEGF A yang belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara CXCR4 dan VEGF A pada karsinoma payudara dengan invasi pembuluh darah dan metastasis jauh secara klinis. Metode Penelitian potong lintang dilaksanakan di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar mulai 20 September 2011 sampai 30 Januari 2012. Karsinoma payudara sebanyak 75 sediaan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipulas dengan pewarnaan imunohistokimia VEGF A dan CXCR4 lalu dikorelasikan dengan invasi ke pembuluh darah dan metastasis jauh. Penilaian ekspresi CXCR4 dan VEGF A dibuat berdasarkan analisis persentase sel tumor yang positif dan intensitas pewarnaan (Imuno score). Hasil Berdasarkan analisis dengan analisis statistik non parametrik Spearman’s rho dengan SPSS 19.0 for window terlihat hubungan yang bermakna dari beberapa variabel yang dikorelasikan. Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat ekspresi CXCR4 dengan VEGF A (r=0,572; p=0,000). Ditemukan pula adanya hubungan yang bermakna antara CXCR4 dengan invasi ke pembuluh darah (r=0,538; p=0,000) dan CXCR4 dengan metastasis jauh (r=0,526; p=0,000) serta antara VEGF A dengan invasi ke pembuluh darah (r=0,568; p=0,000) dan VEGF A dengan metastasis jauh berdasarkan klinis (r=0,518; p=0,000). Kesimpulan CXCR4 dan VEGF A dapat dipertimbangkan sebagai petanda biologi untuk memprediksi metastasis pada karsinoma payudara. Kata kunci : karsinoma payudara, CXCR4, VEGF A, Invasi pembuluh darah, metastasis jauh. ABSTRACT Background Ten years follow up of T1N0M0 breast carcinoma patiens with H.E staining discovered 33% recurency rate consed by undetectable metastasis before. To be able to predict the metastatic potensiality the biologic predictive factors such as CXCR4 and VEGF A could be performed. The purpose of this study is to investigate the relationship between CXCR4 and VEGV A expression with vascular invasion and distant metastasize. Methods This study is a cross sectional study, conducted in Anatomical Pathology Department, Faculty of Medicine, University of Udayana, Sanglah general hospital since September 20th 2011 until January 30th 2012. 75 breast carcinoma speciment was steined by CXCR4 and VEGF A and correlated with evidance of vascular invasion and distant metastasis. The expression of CXCR4 and VEGF was scoring using immuno score system (analysis of percentage of positive stained tumor cells and intensity of the staining). Results Statistical analysis was done using non parametric Spearman’s rho with SPSS 19.0 for windows program, found correlation between degree of CXCR4 and VEGF A expression (r=0.572; p=0.000). There was also correlation between degree of CXCR4 expression with vascular invasion (r=0.538; p=0.000) and with distant metastasis (r=0.526; p=0.000). There was correlation between VEGF A expression with vascular invasion (r=0.568; p=0.000) and VEGF A with distant metastasis (r=0.518; p=0.000). Conclusion CXCR4 and VEGF A could be considerated as a predictive factor for metastasis in breast carcinoma. Key words : breast carcinoma, CXCR4, VEGF A, vascular invasion, distant metastasis.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dalam Etanol 70% pada Proses Penyembuhan Luka Insisi Nirwansyah Parampasi; Troef Soemarno
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.161 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Luka kulit cukup sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik luka akut maupun luka kronik. Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks antara faktor seluler, humoral dan unsur jaringan ikat. Saponin yang terdapat pada daun pepaya adalah salah satu senyawa yang memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktural yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Diantara unsur-unsur yang penting dalam remodeling dan penyembuhan luka, makrofag dan kolagen berperanan penting. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya dalam etanol 70% terhadap peningkatan jumlah makrofag dan ketebalan jaringan kolagen pada luka insisi hewan coba. Metode Dilakukan dua insisi pada punggung 32 mencit jantan yang dibagi dalam dua kelompok secara random. Kelompok pertama diberi NaCl 0,9% (kelompok kontrol), kelompok kedua diberikan secara topikal ekstrak daun pepaya dalam etanol 70% (kelompok perlakuan) per 12 jam. Biopsi dilakukan pada hari ke-3 dan ke-14. Dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk mengevaluasi jumlah makrofag dan ketebalan jaringan kolagen. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun pepaya dalam etanol 70% yang diperoleh dari daun pepaya tua yang dikeringkan dengan volume 1000 gram dan di ekstrak dengan etanol 70% sebanyak 5000 cc untuk menghasilkan 100 gram bahan ekstrak tersebut. Penggunaan bahan ini pada hewan coba dengan cara dioleskan per 12 jam. Hasil Terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah makrofag pada kelompok kontrol dan perlakuan (p=0,000) serta ketebalan jaringan kolagen (p=0,000). Kesimpulan Pemberian ekstrak daun pepaya dalam etanol 70% dapat meningkatkan jumlah makrofag dan jaringan kolagen yang terbentuk pada penyembuhan luka insisi. Kata kunci : Penyembuhan luka, saponin, makrofag, kolagen, pepaya ABSTRACT Background Skin injuries are common in everyday life, both acute injuries and chronic wounds. Wound healing is a complex process of coordination between cellular factors, humoral and connective tissue elements. Saponins found in papaya is one of the compounds that stimulate formation of collagen, the protein structures that play a role in wound healing. Among the elements that are important in remodeling and wound healing, macrophages and collagen plays an important part. The aim of experiment is proving effect of 70% ethanol extract of papaya leaves increasing the number of macrophages and the thickness of the collagen tissue at incisional healing wound. Methods Made an incision in the back of 32 adult male mice, and then divided into 2 groups. The first group as control was given 0.9% NaCl and a second group given topically 70% ethanol extract of papaya leaves every 12 hours. Each group was subdivided into two sub groups. Biopsy performed on day 3 and 14. Histological examination performed to evaluate the number of macrophages and the thickness of the collagen network. This experiment used 100 gr of 70% ethanol extract of papaya leaves which is derived from dried papaya old leaves weighed 1000 gram and 5000 ml 70% etanol. Results There were significant differences of the number of macrophage (p=0.000) and the thickness of the collagen tissue (p=0.000). Conclusion 70% ethanol extract of papaya leaves can increase number of macrophages and collagen formation which is formed on wound healing. Key words : wound haling, saponin, macrophage, collagen, papaya
Pengaruh Pemberian Topikal Low Molecular Weight Hyaluronate pada Ekspresi VEGF Luka Superfisial yang Dirawat Dengan Membran Amnion Freeze-Dried Ferdinant Martinus Djawa; Imam Susilo
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.496 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Tujuan utama dari perawatan luka adalah penyembuhan luka yang cepat dengan fungsi dan estetik yang memuaskan. Vascular endothelial growth factor (VEGF) dalam penyembuhan luka superfisial kulit memacu angiogenesis melalui promosi sel endotel. Asam hialuronat adalah salah satu komponen penting dari matriks ekstrasel yang memainkan peran utama dalam morfogenesis jaringan, migrasi sel, diferensiasi dan adhesi. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh hialuronat LMW pada ekspresi VEGF dalam penyembuhan luka yang dirawat dengan amnion freeze-dried. Metode 32 ekor tikus putih galur Wistar jantan dibagi dalam 2 kelompok kontol dan perlakuan, kemudian dibuat luka superfisial pada masing-masing punggung tikus. Kelompok kontrol diterapi dengan amnion freeze-dried, sedangkan kelompok perlakuan diberikan hialuronat LMW 1% dan amnion freeze-dried. Setiap kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok, masing-masing terdiri dari 8 ekor tikus, determinasi pada hari ke-3 dan ke-7. Evaluasi histology dilakukan untuk menentukan adanya pembuluh darah baru dan ekspresi VEGF sel endotel pembuluh darah. Hasil Terdapat perbedaan jumlah pembuluh darah dan perbedaan ekspresi VEGF sel endotel pembuluh darah di antara kelompok yang diterapi dengan amnion freeze-dried dan kelompok yang diterapi amnion freeze-dried dengan tambahan hialuronat LMW. Kesimpulan Penambahan hialuronat LMW memberikan efek yang menguntungkan pada penyembuhan luka superficial tikus putih jantan yang dirawat dengan amnion freeze-dried. Kata kunci : Amnion freeze-dried, hialuronat LMW, ekspresi VEGF. ABSTRACT Background The main goal of wound care is the rapid wound closure with satisfactory function and esthetics. Vascular endothelial growth factor (VEGF) in wound healing provokes dermal angiogenesis through promotion of endothelial cell. Hyaluronic acic (HA) is one of the essential components of extracellular matrix, which plays a predominant role in tissue morphogenesis, cell migration, differentiation and adhesion. This study was to evaluate the effect of Low Molecular Weight Hyaluronate on expression of VEGF in wound healing was treated by amnion preserved. Methods Thirty-two wistar rats were divided into 2 groups and then superficial-thickness excisional wounds were created along their backs. One was treated by freeze-dried amnion and 1% Low Molecular Weight Hyaluronate and the other was treated by freeze dried amnion as control group. Each of the groups was divided into 2 sub groups. Each of the sub groups composed of 8 wistar rats based on the periode of termination: 3rd, 7th day after wounded. Histological evaluation was done to determine the presence of new small blood vessel and expression of VEGF of capillary endothelial cells. Results Combination of freeze-dried amnion and low molecular weight hyaluronate on superficial-thickness excisional wounds improved wound healing characterized by neovascularization formed and changed of expression of VEGF within cytoplasm or surface of endothel cells. Conclusion LMW Hyaluronate was promote supporting efect in repairment of superficial wound in male Wistar rats which was treated with freeze-dried amnion. Key words : Amnion freeze dried, hialuronat LMW, VEGF expression.
Ekspresi pRb untuk Membedakan Neoplasma Tiroid Jinak dan Ganas Dibandingkan dengan Gambaran Hsitopatologi Laila Isra; Aswiyanti Asri; Edison -
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.278 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Neoplasma tiroid sebagai salah satu neoplasma kelenjar endokrin dibagi menjadi neoplasma jinak dan neoplasma ganas (karsinoma).1 Pada pemeriksaan histopatologi tiroid rutin dengan pewarnaan HE (hematoksilin-eosin) sering ditemukan kesulitan untuk membedakan antara neoplasma jinak dengan neoplasma ganas, terutama antara adenoma folikuler dan karsinoma folikuler.2,3 Cara menilai pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan melihat invasi sel-sel tumor ke dalam kapsul.1-4 Protein Rb-1 (pRb-1) merupakan petanda tumorsuppressor retinoblastoma yang berfungsi sebagai cell cycle check points. Peristiwa mutasi gen pRb menunjukkan bahwa sel sudah kehilangan kemampuan untuk mengontrol siklus sel, sehingga mutasi gen Rb dapat ditemukan pada sel tumor ganas.5,6,7 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi Rb-1 dengan jenis dan gambaran histopatologik neoplasma tiroid. Metode Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan 60 sampel neoplasma tiroid. Reevaluasi dilakukan pada preparat HE. Pada blok parafin yang telah dipotong, dilakukan pemeriksaan imunohistokimia menggunakan antibodi Rb-1. Labelling index dihitung dengan persentase sel yang positif 10% (positif) dan neoplasma tiroid jinak menunjukkan ekspresi Rb-1
Ekspresi Notch1 dan ALDH1A1 pada Lesi Prostat; Hubungannya dengan Diagnosis Histopatologik, Proliferasi dan Apoptosis Sel Kanker Paranita Ferronika; Ahmad Ghozali; Harij -
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.5 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Kanker prostat di Indonesia menduduki peringkat ketiga di antara penyakit kanker pada laki-laki dan peringkat kelima di antara kematian akibat kanker pada laki-laki. Sangat diperlukan petanda biologis yang dapat mengidentifikasi agresivitas kanker pada lesi awal yang kemudian dapat membantu pemilihan terapi yang tepat, guna mengurangi kematian. Sel punca pada kelenjar prostat telah terbukti memiliki peran dalam inisiasi, progresivitas, dan metastasis sel kanker, meskipun masih dalam kontroversi. ALDH1A1 diusulkan untuk menjadi kandidat petanda sel punca kanker prostat. Sinyal Notch mempunyai peran penting dalam mempertahankan fenotip sel punca. Ekspresi Notch1 yang tinggi dianggap memiliki peran onkogenik pada kanker prostat. Hipotesis kami yaitu ekspresi Notch1 yang tinggi berkaitan dengan tingginya ekspresi ALDH1A1 sebagai petanda sel punca kanker, yang akan meningkatkan progresivitas kanker prostat. Metode Studi ini dilakukan secara cross-sectional selama dua tahun (2009-2010), dengan pewaarnaan IHC pada 79 jaringan blok parafin dengan diagnosis benign prostatic hyperplasia, prostatic intraepithelial neoplasia, dan kanker prostat dengan skor Gleason rendah dan tinggi. Hubungan antara Notch1 dan ALDH1A1 dianalisa dengan Chi-Square menggunakan SPSS 15,0. Hubungan Notch1 dan ALDH1A1 dengan diagnosis patologis dianalisa dengan Chi-square. Hubungan kedua petanda tersebut dengan tingkat proliferasi sel (Ki-67) dan laju apoptosis (cleaved caspase 3) dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Statistik dianggap signifikan jika nilai p

Page 1 of 1 | Total Record : 8